Jumat, 14 Agustus 2009

Teknik Memeriksa Benur Yang Berkualitas Baik

Salah satu faktor keberhasilan usaha budidaya udang adalah penebaran benur yang berkualitas baik. Kondisi benur yang berkualitas baik, berarti benur tersebut dalam keadaan sehat atau bebas dari penyakit, nafsu makan yang tinggi serta tidak cacat dan ini merupakan faktor pendukung untuk mencapai pertumbuhan optimal maupun tingkat kehidupan yang tinggi.


Dewasa ini teknik menginduksi benur secara massal bukan merupakan sesuatu yang sukar. Sudah banyak teknisi dapat memenuhi target produksi yang secara komersial menguntungkan. Keberhasilan ini pada umumnya hanya sebatas di tempat perbenihan (Hatchery), karena hampir semua parameter kualitas air, pakan dan penyakit dapat dikendalikan, lain halnya dengan pembesaran udang di tambak, khususnya pada usaha budidaya udang teknologi sederhana dan semi intensif yang sebagian besar tergantung pada keadaan alam, sedangkan usaha untuk mengendalikan parameter kualitas air, pakan dan penyakit adalah sangat terbatas. Maka tingkat keberhasilan budidaya udang juga sangat rendah.
Mengingat besamya pengaruh kualitas benur terhadap keberhasilan budidaya udang, maka petani tambak sebaiknya memahami terlebih dahulu bagaimana cara memeriksa atau faktor apa saja yang akan diperiksa dalam mendapatkan benur. Bila perlu sampai ke sumber pertama benih itu diperoleh seperti di tempat pembenihan (Hatchery).
Secara visual atau penglihatan mata biasa dapat dibedakan antara benur yang baik dan yang tidak baik, yaitu antara Iain ;
1. Semua organ tubuh benur yaitu ekor, mata, kaki, antara kulit dalam keadaan lengkap dan tidak cacat;
2. Gerakan benur lincah dan suka melawan arus;
3. Bentuk tubuh ramping memanjang;
4. Warna tubuh jernih / putih kecoklatan;
5. Benur sensitif atau peka terhadap gangguan fisik pada lingkungannya, seperti benur akan segera bergerak cepat atau bila dikejutkan;
6. Keadaan tubuh benur bersih dari kotoran dan Iumut;
7. Benur aktif mencari makan dan nafsu makan tinggi;
8. Tidak ada perubahan warna yang mencolok pada benur pada kondisi terang maupun gelap;
9. Kuaiitas air berbagai media hidup benur harus benar-benar baik dan bebas penyakit;
10. Fototatis positif yaitu suka pada cahaya;
11. Ukuran benur relatif seragam.
Dalam upaya mendapatkan benur siap tebar yang berkualitas baik, khususnya yang bersumber dan tempat pembenihan (Hatchery), berikut ini dijelaskan beberapa faktor yang harus mendapat perhatian untuk diperiksa :
1. Pembersihan Air
Melihat tingkat kejenuhan air di dalam bak pemeliharaan benur bila terdapat endapan sisa pakan atau air yang berbuih serla bau membusuh, hal ini menunjukkan rendahnya kualitas air. Karena air mengandung bahan organik yang memproduksi gas-gas beracun seperti sulpida, meta dan sebagainya. Akibatnya benur menjadi stres dan peka terhadap penyakit.
2. Kecerahan Air (Turbidity)
Memeriksa kecerahan air di dalam bak pemeliaraan benur, yaitu pewamaan air yang disebabkan oleh populasi plankton di dalam air. Air yang baik adalah tidak terlalu cerah melainkan berwarna kehijauan atau kecoklatan. Keadaan ini menunjukkan banyak populasi plankton di dalam air. Sehingga akan menyediakan pakan alami, menghilangkan berbagai jenis senyawa beracun di dalam air seperti NH3, H2S, CH4 dan sebagainya. Serta dapat mengurangi stres pada benur.
3. Warna Benur
Warna benur sangat tergantung pada warna bak dan warna air jika benur terlihat berwarna merah atau merah jambu atau putih kekapuran, keadaan ini menunjukkan kemungkinan besar benur tidak sehat atau sudah lerinfeksi penyakit. Sebaiknya warna benur putih jernih kecoklatan alau kehitaman.
4. Kelengkapan dengan Tubuh
Melihat apakah ada organ tubuh dari benur yang rusak atau hilang, memang sukar melihat satu persatu apakali benur mengalami kerusakan dengan tubuhnya seperti kaki, mata, ekor dan antena, tetapi contoh secara acak harus diamati jika ada benur yang mengalami kerusakan pada mata atau hilang atau kerusahkan pada ekor, kaki, dan sebagainya, itu berati banyak benur mengalami kerusakan selama proses pemindahan dari satu bak ke bak lainnya, atau karena saling memangsa sesamanya akibatnya benur peka terhadap infeksi penyakit dan juga pertumbuhannya menjadi lambat.
5. Posisi Benur Di dalam Bak
Lihat kedalam bak, jika kebanyakan benur menempel atau bergantung di dinding bak atau suka berenang melawan arus, maka menunjukkan benur dalam keadaan sehat. Baik benur terlihat mengatur atau tenang dengan lemah maka kondisi benur tidak sehat.
Cara ini dapat dilakukan yaitu mengambil air dengan gayung tepat berada di atas batu aerasi. Biasanya benur yang lemah atau terapung-apung di dasar bak dan akan terbawa oleh arus air, sehingga jika air yang diambiI tepat di atas batu aerasi mengandung banyak benur, hal ini menunjukkan bahwa di dalam bak banyak benur yang lemah.
6. Mengamati Benur dalam Kondisi Gelap
Ini suatu cara yang mudah dilakukan untuk mengetahui apakah benur yang sudah atau benur yang terinfeksi oleh bakteri Vibrine sp yaitu, suatu jenis bakteri yang dominan menyerang udang sekarang ini.
Dalam kondisi gelap atau tepatnya pada malam hari dengan tidak menggunakan lampu, dapat dilihat titik cahaya yang menempel pada tubuh benur sehingga tubuh benur menjadi bercahaya. Titik-titik cahaya itu adalah baklen Vibrine sp yang menempel pada lapisan luar tubuh benur maupun yang masuk kedalam jaringan tubuh benur. Jika sudah terlihat tanda-tanda seperti ini berarti sudah positif benur terinfeksi bakteri yang berbahaya bagi kehidupan benur. Hindari penggunaan benur yang berasal dan suatu tempat pembenihan yang salah satu bak pemeliharaan benurnya terkena infeksi bakteri Vibrine sp. bakteri Vibrine sp dapat menyerang benur pada tempat yang luas dan dalam waktu yang singkat serta berakibat mematikan bagi benur.

Sumber : Buletin Mina Diklat BPPP Belawan Medan

0 komentar: