Dalam usaha budidaya, benih merupakan faktor penentu dan mutlak harus disediakan. Untuk memenuhi pangsa pasar di luar maupun dalam negeri, diperlukan kesinambungan produksi dan ketersediaan suplai benih yang memenuhi syarat baik kuantitas maupun kualitas.
Pemilihan Lokasi
Untuk menentukan lokasi backyard hatchery udang skala rumah tangga tentu saja berbeda dengan hatchery skala besar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi adalah :
1. Mudah memperoleh air tawar yang bersih, jernih, dan bebas dari limbah
2. Tersedia aliran listrik selama 24 jam
3. Tanah dasar bak cukup stabil
4. Dekat dengan pemasok nauplius, pakan, dan daerah pemasaran.
Sarana
Kelengkapan sarana yang diperlukan untuk kebutuhan backyard hatchery udang galah adalah :
1. Bak pemeliharaan larva dari fiberglass atau semen dengan kapasitas 2-8 ton
2. Bak kultur plankton berkapasitas 5-10 ton
3. Wadah penetasan artemia
4. Blower (sumber aerasi)
5. Peralatan lapangan (pompa, blender, saringan pakan, ember, gayung)
Seleksi Induk
Beberapa persyaratan untuk mendapatkan induk yang baik :
1. Ukuran induk betina dan jantan minimal 50 gram
2. Jumlah telur cukup memadai
3. Organ tubuh lengkap, bebas dari kotoran maupun organisme yang bersifat patogen
4. Umur induk antara 8-16 bulan
Pemijahan
Udang galah memijah sepanjang tahun, biasanya terjadi pada malam hari. Induk betina yang siap memijah dapat dilihat dari gonadnya yang berwarna kemerahan (merah oranye) menyebar ke seluruh bagian gonad sampai ke bagian kepala. Sebelum pemijahan, udang betina terlebih dulu akan berganti kulit. Setelah keadaannya pulih kembali maka akan segera terjadi proses pemijahan.
Pemijahan dapat dilakukan di bak beton atau fiber glass dengan padat tebar 4 ekor/m2. Perbandingan induk jantan dan betina 1:3. Selama proses pemijahan induk diberi pakan cumi-cumi dengan dosis 3% per hari dari berta biomas dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari. Lama pemijahan 21 hari.
Penetasan Telur
Induk yang sudah matang telur dilakukan seleksi kemudian di treatment dengan larutan PK (Kalium permanganat) 15 ppm dengan cara perendaman selama 25 menit. Bak penetasan yang digunakan berkadar garam 5 ppt, padat penebaran induk 20 ekor/m2 . Selama penetasan telur, induk diberi pakan berupa cacahan cumi-cumi sebanyak 5% dari berat biomas. Telur akan menetas dalam waktu 6-12 jam. Kemudian larva dipindahkan ke dalam bak pemeliharaan.
Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva udang galah dapat dilakukan pada bak fiber glass kerucut atau bak beton yang sudagh dibersihkan dari kotoran dan dicuci dengan menggunakan larutan kaporit 10 ppm. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pemeliharaan larva tersebut antara lain kualitas air dan pemberian pakan baik pakan alami maupun pakan adonan yang disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Kepadatan larva yang ditebar 50 ekor/liter.
Pakan berupa nauplius artemia diberikan pagi dan sore hari pada hari ke-3. Pada hari yang sama diberikan juga pakan adonan sampai menjadi post larva dengan frekuensi pemberian 8 kali/hari. Penggantian air dilakukan setiap hari sebanyak 20-30%, pada hari ke 10 mulai dilakukan penyiphonan kotoran pada dasar bak. Kadar garam media pemeliharaan larva 10 ppt.
Setelah seluruh larva menjadi juvenil, kadar garam diturunkan secara bertahap sampai 0 ppt, grading mulai dilakukan setelah larva berumur 30 hari, lalu pada hari ke 45 juvenil siap untuk dipasarkan.
Sumber : Ditjen Perikanan Budidaya
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara
0 komentar:
Posting Komentar