Selasa, 25 Mei 2010
Jumat, 14 Agustus 2009
Hatchery Udang Galah Skala Rumah Tangga
Dalam usaha budidaya, benih merupakan faktor penentu dan mutlak harus disediakan. Untuk memenuhi pangsa pasar di luar maupun dalam negeri, diperlukan kesinambungan produksi dan ketersediaan suplai benih yang memenuhi syarat baik kuantitas maupun kualitas.
Pemilihan Lokasi
Untuk menentukan lokasi backyard hatchery udang skala rumah tangga tentu saja berbeda dengan hatchery skala besar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi adalah :
1. Mudah memperoleh air tawar yang bersih, jernih, dan bebas dari limbah
2. Tersedia aliran listrik selama 24 jam
3. Tanah dasar bak cukup stabil
4. Dekat dengan pemasok nauplius, pakan, dan daerah pemasaran.
Sarana
Kelengkapan sarana yang diperlukan untuk kebutuhan backyard hatchery udang galah adalah :
1. Bak pemeliharaan larva dari fiberglass atau semen dengan kapasitas 2-8 ton
2. Bak kultur plankton berkapasitas 5-10 ton
3. Wadah penetasan artemia
4. Blower (sumber aerasi)
5. Peralatan lapangan (pompa, blender, saringan pakan, ember, gayung)
Seleksi Induk
Beberapa persyaratan untuk mendapatkan induk yang baik :
1. Ukuran induk betina dan jantan minimal 50 gram
2. Jumlah telur cukup memadai
3. Organ tubuh lengkap, bebas dari kotoran maupun organisme yang bersifat patogen
4. Umur induk antara 8-16 bulan
Pemijahan
Udang galah memijah sepanjang tahun, biasanya terjadi pada malam hari. Induk betina yang siap memijah dapat dilihat dari gonadnya yang berwarna kemerahan (merah oranye) menyebar ke seluruh bagian gonad sampai ke bagian kepala. Sebelum pemijahan, udang betina terlebih dulu akan berganti kulit. Setelah keadaannya pulih kembali maka akan segera terjadi proses pemijahan.
Pemijahan dapat dilakukan di bak beton atau fiber glass dengan padat tebar 4 ekor/m2. Perbandingan induk jantan dan betina 1:3. Selama proses pemijahan induk diberi pakan cumi-cumi dengan dosis 3% per hari dari berta biomas dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari. Lama pemijahan 21 hari.
Penetasan Telur
Induk yang sudah matang telur dilakukan seleksi kemudian di treatment dengan larutan PK (Kalium permanganat) 15 ppm dengan cara perendaman selama 25 menit. Bak penetasan yang digunakan berkadar garam 5 ppt, padat penebaran induk 20 ekor/m2 . Selama penetasan telur, induk diberi pakan berupa cacahan cumi-cumi sebanyak 5% dari berat biomas. Telur akan menetas dalam waktu 6-12 jam. Kemudian larva dipindahkan ke dalam bak pemeliharaan.
Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva udang galah dapat dilakukan pada bak fiber glass kerucut atau bak beton yang sudagh dibersihkan dari kotoran dan dicuci dengan menggunakan larutan kaporit 10 ppm. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pemeliharaan larva tersebut antara lain kualitas air dan pemberian pakan baik pakan alami maupun pakan adonan yang disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Kepadatan larva yang ditebar 50 ekor/liter.
Pakan berupa nauplius artemia diberikan pagi dan sore hari pada hari ke-3. Pada hari yang sama diberikan juga pakan adonan sampai menjadi post larva dengan frekuensi pemberian 8 kali/hari. Penggantian air dilakukan setiap hari sebanyak 20-30%, pada hari ke 10 mulai dilakukan penyiphonan kotoran pada dasar bak. Kadar garam media pemeliharaan larva 10 ppt.
Setelah seluruh larva menjadi juvenil, kadar garam diturunkan secara bertahap sampai 0 ppt, grading mulai dilakukan setelah larva berumur 30 hari, lalu pada hari ke 45 juvenil siap untuk dipasarkan.
Sumber : Ditjen Perikanan Budidaya
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara
Diposting oleh hariesza di 13.06 0 komentar
Label: Pembenihan
Teknik Budidaya Abalone
Abalone dapat memijah sepanjang tahun. Sebelum terjadi pemijahan induk jantan terkebih dahulu melepaskan sperma untuk merangsang induk betina melepaskan telur. Pemijahaan lazimnya terjadi pada pagi hari antara pukul satu hingga tiga dini hari. Kerang bercangkang tunggal ini siap untuk berkembang biak saat berumur sekitar delapan bulan dengan diameter cangkang yang telah mencapai ukuran 35 cm - 40 cm.
Perbedaan betina dan jantannya bisa diketahui melalui warna gonadnya (alat kelamin). Bila berwana hijau berarti betina dan bila menyerupai putih susu bisa dipastikan itu adalah jantan.
Kerang yang siap memijah dapat dimasukkan ke dalam bak pemijahan. Selama proses perkawinan ini air di bak pemijahan tersebut diturunkan pelan-pelan, hingga sang jantan mengeluarkan spermanya. Sementara induk betina dapat menghasilkan telur seratus ribu hingga satu juta telur setiap kali pemijahan. Setelah itu induk betina dapat memijah kembali selang 37 hari kemudian. Induk betina yang lebih muda dapat memijah dengan frekuensi yang lebih sering ketimbang yang lebih tua. Rasio antara induk jantan dan betina adalah 1: 3.
Setelah proses pemijahan, penetasan telur dapat dilakukan di bak yang terbuat dari fiberglass atau bisa juga tetap menggunakan bak pemijahan yang berkapasitas satu ton. Air di dalam bak tersebut wajib menggunakan air laut dengan kondisi yang mengalir. Air ini terlebih dahulu ditreatment agar terbebas dari hama dan penyakit. Persediaan telur dan larva akan terjamin sepanjang tahun dengan 10 bak pemijahan.
Larva yang telah menetas dari telur yang dihasilkan dikumpulkan antara pukul 6 - 7 pagi. Hal ini dilakukan setelah larva mengeluarkan veliger atau kaki renang. Saat ini larva memiliki sifat fototeksis positif atau senang bergerak mendekati sumber cahaya. Larva Abalone dapat bergerak (mencari makan) dengan cara merayap. Oleh sebab itu sebelumnya harus disiapkan dulu wadah atau bak yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Media air laut yang digunakan harus disaring (difilter) terlebih dahulu dengan menggunakan saringan air laut yang berukuran 0,5 mickron.
Pada penebaran larva dalam bak pemeliharaan ini mencapai 150 ribu hingga 300 ribu setiap bak yang berkapasitas satu ton. Permukaan air di bak harus tenang, agar larva tidak mudah stress. Bak diaerasi selama 5 hari berturut-turut dengan kekuatan aerasi yang kecil (lembut). Bak harus ditempatkan di tempat yang cukup menerima
cahaya dan pada malam hari harus dibantu penerangan-nya dengan lampu TL ber-kekuatan 40 watt. Lampu ini diletakkan sekitar 50 cm dari permukaan air bak.
Setelah hari ke sepuluh air, di bak pemeliharaan harus lebih sering di saring dan ukuran areasi di perbesar. Selama 60 hari pemeliharan larva normalnya larva akan tumbuh sepanjang 5-10 cm. Pada saat itu larva sudah memasuki ukuran juve-nil dan telah dapat meng-konsumsi macro algae. Memasuki masa juvenil ini, pemeliharaan memasuki tahap pembesaran (pemeliharan tahap II). Bayi Abalone sudah dapat dipindahkan ke dalam keranjang dan dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan dengan memberikan pakan rumput laut dari jenis Gracilaria Sp.
Pada tahap ini pemeliharaan II ini, kepadatan pemeliharaan abalone sekitar 600-1000 ekor per meter persegi. Pemeliharan menggunakan lembaran plastik (yang bentuknya mirip lembaran seng). Lembaran plastik ini dilubangi dan dihubungkan dengan pipa paralon dan diletakkan di dalam bak pemeliharaan. Juvenil dianggap berkembang dengan baik bila selama umur 80 hari cangkangnya bertambah panjang menjadi 30 mm.
Selain rumput laut makanan buatan sudah bisa diberi asupan pakan buatan. Formulanya 27% protein kasar, 5% lemak dan 40% karbohidrat. Pemeliharan abalone dari ukuran 30 mm sampai berukuran siap panen sekitar 60 mm dapat dilakukan di karamba. Tingkat kepadatannya adalah 60-100 ekor per meter persegi. Setelah 8 bulan kemudian kerang ini pun siap untuk dipanen.
Sumber : Majalah Demersal
Diposting oleh hariesza di 12.50 0 komentar
Label: Pembesaran
Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar
Usaha pembesaran dilakukan dengan maksud untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi atau ukuran yang disenangi oleh konsumen. Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen, baik secara monokultur maupun polikultur.
Ikan Bawal mempunyai beberapa keistimewaan antara lain :
- Pertumbuhannya cukup cepat
- Nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya (OMNIVORA) yang condong lebih banyak makan dedaunan
- Ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik
- Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan Gurami
PERSIAPAN KOLAM
Kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup.
1) Mula-mula kolam dikeringkan sehingga tanah dasarnya benar-benar kering.
Tujuan pengeringan tanah dasar antara lain :
a. Membasmi ikan-ikan liar yang bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan).
b. Mengurangi senyawa-senyawa asam sulfida (H2S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama kolam terendam.
c. Memungkinkan terjadinya pertukaran udara (aerasi) dipelataran kolam, dalam proses ini gas-gas oksigen (02) mengisi celah-celah dan pori-pori tanah.
2) Sambil menunggu tanah dasar kolam kering, pematang kolam diperbaiki dan diperkuat untuk menutup kebocoran-kebocoran yang ada.
3) Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan.
4) Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 - 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan.
5) Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedidit demi sedikit
sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).
3. PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENIH.
1) Pemilihan benih.
a. Pemilihan benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan tumbuh dengan baik.
b. Adapun ciri-ciri benih yang baik antara lain Sehat, Anggota tubuh lengkap, Aktif bergerak, Ukuran seragam, tidak cacat, Tidak membawa penyakit, jenis unggul.
2) Penebaran benih
Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stress saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.
4. KUALITAS PAKAN DAN CARA PEMBERIAN
Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yang mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.
5. PEMUNGUTAN HASIL
Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m2. Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar. Ikan bawal hasil pemanenan sebaiknya penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.
SUMBER : http://www.deptan.go.id, Maret 2001.
Diposting oleh hariesza di 08.30 0 komentar
Label: Pembesaran